Bagaimana "bergosip" bisa menjadi candu

13.53

Saat masuk ke dunia kerja adalah pertama sekali sy mengenal bahwa bergosip bukan cuma dikotomi buat kaum hawa sprti yg selama ini diidentikkan.

Apa kira2 yg bisa digosibkan oleh kaum Adam, tema2 berbau politik mungkin, olahraga atau ekonomi?? ternyata apa saja yg jika orang itu tahu bahwa dia diceritakan, dia pasti tidak ridho. Defenisi kerennya aktivitas ini disebut "ghibah".

Bergosip biasanya diakhiri dengan perasaan puas dan senang, semacam sensasi memenangkan pertarungan. Waktu itu sy cuma membatin, bagaimana bisa orang kuat bergosip berjam-jam dan setelahnya tampak lebih bahagia dan bersemangat walo cuma ditemani kacang goreng dan segelas kopi yg kemudian tak lagi hangat?

Ternyata beberapa penelitian menunjukkan bahwa tubuh (kelenjar pituitary) memproduksi endorphin pada saat kita merasa bahagia/tertawa dan saat kita istirahat cukup. Dan bergosip merangsang pusat rasa senang dalam otak dan melepaskan endorfin. Bagaimana perasaan senang itu bisa muncul saat bergosip, analisa saya sperti ini :

Bergosip membuat manusia terhubung dengan lingkungannya..ya teman, ya tetangga... saudara... bahkan dalam hubungan komunikasi suami istri karena koneksi dengan lingkungan ini adalah kebutuhan kita sebagai makhluk sosial.

Bergosip juga membuat orang terkoneksi dengan dirinya. Menganalisis kelemahan dan kekurangan orang lain memperkecil kritik dalam diri sendiri yg sebaliknya membuat penggosip menghargai setiap kekurangan dalam dirinya krna merasa lebih baik dari orang yg diceritakan. Jangan heran setelah bergosip orang akan makin percaya diri dan melupakan kekurangannya. Bak pepatah, gajah di pelupuk mata tidak kelihatan

Dan bergosip membuat orang merasa punya kendali dalam lingkungannya sebagai perlindungan psikis dalam menghadapi situasi2 yang selalu terasa tidak menyenangkan. Itu sebabnya sesama penggosip biasanya menjadi dekat karena punya kebutuhan yang sama saling mengisi bak sekutu dalam peperangan.

Perasaan2 ini yg merangsang keluarnya endhorphin yaitu senyawa kimia yang bisa menghilangkan stres. Endhorphin bertindak seperti bahkan dikatakan 200 kali lebih besar dari morphine yg mampu menimbulkan sensasi bahagia, nyaman hingga membuat seseorang berenergi, merangsang timbulnya zat imunitas sbg pembentuk kekebalan tubuh.

Bertolak dari analisa pribadi sy di atas, 'manfaat' yang diperoleh dari bergosip tidak lain adalah berangkat dari terganggunya kebutuhan seseorang utk menjadi dirinya sendiri.

Para pakar, menyimpulkan ada lima kebutuhan dasar psikis yg harus dimiliki oleh manusia. Adalah kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kepercayaan, kebutuhan akan kendali dalam hidup seseorang, kebutuhan dihargai dan menghargai orang lain dan kebutuhan merasa dekat dengan orang lain yg kemudian saya padatkan menjadi satu : "naluri mempertahankan diri". Karena jika ssalahsatu saja dari kebutuhan tersebut ini terganggu, terganggu juga pandangan manusia terhadap dirinya dan lingkungan tempat dia hidup.

Bayangkan bila kebutuhan ini terus menerus diperoleh dari bergosip, orang tsb tak akan mampu melihat jauh ke dalam dirinya utk mengaktifkan sumber daya internal karena melulu bergantung pada sumber daya eksternal yakni perasaan hebat, sukses dan lebih baik yg semu sebab berangkat dari kelemahan orang.


Padahal kemampuan melejitkan potensi diri dan keterampilan mengatasi berbagai tekanan harus senantiasa dipelajari dan terus diasah agar berkembang lebih dinamis seiring problem hidup yang kian sulit dan variatif Karena itu penggosip ibarat hidup atas pondasi kekurangan (aib) orang lain karena dalam dirinya sendiri tidak ada/minim perlindungan psikologis akibat kejadian2 traumatis di masa lalu.

Penggosip jadi mengingatkan sy pada benalu yang menyerap makanan dari pohon inangnya sehingga dapat menyebabkan inangnya kurus pada akhirnya kering dan mati. Orang yang digosipkan bagai inang yang ditumpangi oleh benalu...rusak kehormatannya dan terkikis kepecayaan orang pada dirinya. Lebih parah lagi, mempersulit dan menutup kesempatan orang utk berubah jadi lebih baik akibat sudah tersebar aibnya di masyarakat. Keji bukan? padahal tak ada anak Adam yang tak berbuat salah dan khilaf....

masihkah perlu kita lestarikan kegiatan bergosip ini? tinggal aja deh, rugi!

Hai orang orang yang beriman jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah Maha penerima taubat lagi Maha penyayang."(QS. Al Hujurat :12).